Rabu, 02 Maret 2016

,

Indonesia Tidak Takut MEA

Sejak ayam berkokok pagi buta pada tanggal 1 Januari 2016, pada saat itu pula berlaku pasar bersama kawasan ASEAN dinamakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tahu kan?

Untuk informasi saja, ada 8 profesi yang terkena kebijakan pasar bebas yang kebetulan tertuang dalam ASEAN Mutual Recognition Arrangement (MRA). Itu artinya sekurangnya 8 profesi ini harus bisa bersaing dengan tenaga asing dari ASEAN. Jadi kalau kamu, termasuk 8 profesi ini, jika tidak mampu atau kalah bersaing, maka bersiaplah untuk tidak bekerja, karena tenaga asing bisa merebut porsi kerja yang lowong. Nah inilah 8 profesi itu;


  1. Insinyur; mulai dari insinyur mesin, geodesi, teknik fisika, teknik sipil, dan teknik kimia, dll.
  2. Arsitek; meliputi interior, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional.
  3. Tenaga Pariwisata; cakupan bidangnya luas, misalnya bidang maskapai penerbangan (agen tiket, pilot, pramugari, katering, dan lain-lain). Bisa juga bidang perhotelan (manager hotel, room service, controller, akuntan, dll) dan lain-lain.
  4. Akuntan; diantaranya akuntan publik, akuntan intern, akuntan pemerintah, dan akuntan pendidikan.
  5. Dokter Gigi; dokter gigi bertugas untuk melakukan pencegahan kerusakan dan penyakit pada gigi dan mulut. 
  6. Tenaga Survei; tenaga survei yang ahli dalam bidang pengukuran bumi, dalam hal ini pengukuran tanah ataupun darat.
  7. Praktisi Medis; jangan heran bila nanti kamu bertemu dokter dan dokter gigi asing di Rumah Sakit Indonesia.
  8. Perawat; selain dokter dan dokter gigi, perawat juga memiliki kesempatan kerja di seluruh negara ASEAN. 
Jadi buat kamu yang termasuk 8 profesi ini, harus bersiap-siap menambah kompetensi diri, dan juga harus mulai berpikir untuk go-international, setidaknya di negara-negara Asean.Bagaimana menurutmu, siap atau khawatir? Sebagai gambaran, kalau di Eropa konon negara yang lebih maju seperti Belanda, Jerman, Perancis mengalami kekhawatiran berlaku European Union. Mereka takut kebanjiran tenaga kerja terampil dari Italia, Portugal dan Eropa Timur.

Bagaimana dengan Indonesia ya? Takut atau peluang? Seorang kawan berpendapat bahwa Indonesia tidak pernah khawatir apalagi takut menghadapi MEA. Wow, hebat sekali kan! Iya, Indonesia tidak pernah khawatir apalagi takut, karena tidak tahu apa yang akan terjadi, begitu katanya.

Mari tersenyum hadapi MEA, saudara!

Selasa, 01 Maret 2016

,

Pamit kok Gitu?

"Selamat pagi, saya mhn ijin undur diri dr grup ini.  Mhn maaf jika ada hal2 yg kurang berkenan. Tks atas kebersamaan selama ini. Salam ceria."

Sebuah pesan muncul di grup WhatsApp yang saya ikuti. Sedetik kemudian muncul tulisan "left", si penulis pesan keluar grup. Ia tak menunggu respon pesan dari puluhan anggota grup lain. Pamitannya belum mendapatkan " selamat jalan". Permintaan maaf pun belum diberikan maaf oleh penghuni grup lain. Ia telah kabur, sebelum pamitannya tuntas.

---

Sering kita lupa, media sosial itu maya dunia-nya tetapi nyata dunia-nya. Sungguh bijak pepatah; datang nampak muka, pergi nampak punggung.

Sewajarnya, jika kita pamit akan ada orang yang kehilangan. Jika kita ucapkan terima kasih, ada orang yang terima ucap kasih. Jika kita meminta maaf, ada juga yang memaafkan. Luangkan waktu sejenak membaca itu semua di grup yang dipamiti.

Atau jika memang kita hanya formalitas pamit, terima kasih dan minta maaf, bisa jadi diantara banyak anggota grup masih ada yang sebenarnya kehilangan, tulus terima kasih dan meminta maaf selama berinteraksi dengan kita di grup.

Alangkah indahnya jika bersaudara dan bersahabat, meskipun dalam sebuah grup WhatsApp.

,

Tak Pernah Mati

Saat banyak media cetak gulung tikar, The New Day justru baru lahir. Inilah surat kabar harian pertama di Inggris dalam 30 tahun terakhir. Selama kurun waktu 3 dekade ini, tidak ada surat kabar harian baru yang muncul di Inggris. Harian yang saat ini ada telah berdiri sejak 30 tahun lalu, itu pun sudah banyak yang gulung tikar atau beralih ke daring (online).

Redaksi menyebut The New Day bukan koran biasa. Foto, grafis dan warna menarik perhatian. Gaya tulisan pendek, berita feature-nya tidak panjang dan foto-fotonya cukup besar. Layout dibuat seperti poster yang menghabiskan halaman depan hingga belakang. Pembaca dimudahkan dengan grafis yang mudah dicerna.

The New Day seakan ingin membuktikan bahwa koran tak pernah mati. Bagaimana dengan koran Indonesia?

Senin, 29 Februari 2016

,

Harus Ada Pilihan

"Pak, totalnya sekian," kata Udoro,seorang services advisor Chevrolet Kalimalang.
Saya mengamati layar komputer disamping saya. Total biaya service rutin kali ini sekitar Rp 1,3 juta.
"Apa yang bisa dikurangi komponen service-nya, jadi biaya bisa lebih kecil?"
Udoro kembali memeriksa buku service. Dia bolak balik beberapa lembar riwayat service sebelumnya.
"Sepertinya olie mesin pak. Saya pribadi menyarankan ganti olie setiap 7.500 KM. Tapi Bapak ganti setiap hampir 15.000"
"Jika tak ganti olie, biayanya sekian," katanya. Saya kembali lihat layar, sekitar Rp 450 ribu.
"Kalau saya ganti olie pada service berikutnya, apa akibatnya? Mobil mogok?"
"Nggak apa-apa pak. Dalam jangka panjang pak. Mesin lebih tahan lama. Kita memang punya pilihan ganti olie, 7500, 15000, 30000"


Saya diam ragu ganti olie atau tidak.
"Begini pak, sekarang kits tulis tidak ganti olie. Tapi nanti kita cek dulu kualitas olienya. Jika harus ganti, saya infokan", nasehat service advisor ini.
"Baiklah, terima kasih". Sepertinya dia mengerti apa yang mesti dilakukan kepada Customer seperti saya. Tidak mengerti teknis mobil, tetapi butuh alasan jelas untuk ambil keputusan.

---

Sambil menunggu service mobil, saya mencari sarapan. Tak jauh di depan bengkel ada tenda warung soto madura.
" Mau pisah atau campur pak?," kata penjualnya begitu saya duduk.
Saya bingung. Biasanya soto madura seperti soto suroboyo yang biasanya disajikan terpisah dengan nasi. Berbeda dengan soto Jogja, soto kudus atau soto lain di bagian tengah Jawa yang biasa disajikan campur.
"Pisah deh," jawabku
"Pakai ceker?"
"Nggak"
"Telur?"
"Iya"
Tak berapa lama sajian soto madura panas berikut setengah piring nasi putih tersaji di depan saya. Nyam!

---

Customer tidak (lagi) diperlakukan sebagai raja, yang apapun kemauannya harus dituruti. Customer yang asal mau tanpa pemahaman hanyalah menjadi raja lalim bagi dirinya sendiri.
Customer juga bukan robot yang tak punya pilihan rasa dan logika. Customer robot tidak akan menciptakan hubungan saling percaya apalagi setia antara penyedia jasa dan customer.

Customer akan senang diberikan pilihan sesuai dengan harapan dan kemampuannya. Make your customers happy with their choices.

Kamis, 25 Februari 2016

,

Facebookmu Dirimu

Menurut riset, dari sekian ribu teman facebook kita hanya mengenal sekitar 120 orang. Yang terkoneksi paling dekat sekitar 5 orang, itu pun biasanya keluarga. Kemudian sekitar 50 orang yang sekedar kenal nama dan segelintir profilnya. Selebihnya, kita hanya berteman di Facebook tapi tidak tahu siapa sebenarnya mereka.

Hanya melalui status facebook yang berseliweran di linimasa, kita mengidentifikasi siapa teman-teman kita itu. Melalui tulisan, gambar dan video yang ditayangkan, kita sedikit mengenal seperti apa orang yang berteman Facebook dengan kita.

Kita bisa temukan ada yang mayoritas statusnya berisi keluhan, protes bahkan ujaran kebencian. Banyak juga kalimat bijak dengan kata mutiara bak pujangga atau ala motivator.

Ada juga curahan hati, galau dan ekspresi kejombloan, terutama di malam minggu. Dan pastinya banyak yang pamer foto selfie, wefie dan grupie, lengkap dengan tempat wisata dan kuliner. Ada juga yang statusnya ini itu, begini begitu. Banyak banget.

Dari status Facebook itulah kita coba menerka dan mereka bentuk, seperti apa dan siapa teman-teman Facebook kita. Jadi, status facebook menunjukkan bagaimana kamu ingin dikenal orang lain. Kamu gimana?

Rabu, 10 Februari 2016

,

Inspirasi Dahlan

"Selamat siang, pak," sapaku sambil menyalami.
"Eh, pernah ketemu ya?"
"Iya pak semalam di acara SPS . Boleh selfie pak?"

Cekrek. Saya ber-wefie dengan Pak Dahlan Islan, tak lama masuk ruang tunggu bandara Praya NTB.

Teringat salah satu nasehat beliau,
Jangan pikirkan MEA, apalagi jika membuat anda khawatir. Kerjakan saja yang terbaik. Negara Thailand, Vietnam, Malaysia dan lain-lain juga melihat Indonesia sebagai ancaman dalam MEA. Meski katanya, SDM kita yang mampu bersaing di era MEA hanya 15 persen, tapi itu lebih besar dari negara lain di ASEAN.
Andai saja orang pinter Indonesia dikumpulkan dalam satu pulau, jumlahnya jauh lebih banyak dari seluruh penduduk Singapura. Andai orang kaya Indonesia dikumpulkan dalam satu pulau, jumlah kekayaannya lebih besar dari negara Australia.
Menurut tahun China, ini tahun monyet api. Maknanya, bagi orang yang CERDIK dan SEMANGAT akan meraih kesuksesan.
Terima kasih, pak Dahlan.

Selasa, 19 Januari 2016

,

Restrukturisasi Kehumasan Pemerintah

Pada setiap pergantian kabinet pemerintahan hampir dipastikan terjadi restrukturisasi organisasi dan tata kerja kementerian. Restrukturisasi itu bisa berupa penambahan, pengurangan dan re-nomenklatur stuktur organisasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan organisasi. Tak terkecuali restrukturisasi juga menyentuh kehumasan pemerintah.

Adanya Undang Undang Keterbukaan Informasi Publik dan Undang Undang Publik mendasari upaya penyampaiaan informasi dan komunikasi yang cepat dan tepat kepada masyarakat tentang hal-hal yang perlu mereka ketahui. Di samping itu, dalam era konsolidasi demokrasi dan keterbukaan ini, sangat diperlukan keterlibatan publik untuk memberi masukan dan saran kepada Pemerintah. Sebab, partisipasi publik adalah komponen penting dalam penyampaian informasi kepada masyarakat dan komunikasi dengan publik. Untuk menyampaikan informasi kepada publik dan mewujudkan keterlibatan publik ini diperlukan komunikasi yang efektif melalui public relations.

Perkembangan kehumasan atau public relations, baik di dunia maupun di Indonesia, telah menunjukkan peningkatan peran humas dari peran teknis operasional menjadi peran manajemen strategis. Peran humas sangat penting dan strategis, karena hasil kerjanya berdampak pada terbentuknya citra dan reputasi organisasi di masyarakat.



Selain itu, kecepatan komunikasi dari organisasi, dalam hal ini Kementerian Kesehatan dengan masyarakat menunjukkan bahwa Pemerintah selalu hadir di masyarakat dengan membangun transparansi dan membuka partisipasi publik. Hal ini sesuai dengan agenda Nawa Cita serta Visi, dan Misi Pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Jokowi-JK.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara, kehumasan termaktub dalam fungsi sekretariat jenderal dalam pembinaan dan pemberian dukungan administrasi. Oleh sebab itu, perlahan namun pasti stuktur kehumasan kementerian pada Kabinet Kerja ini menggunakan nomenklatur Biro Hubungan Masyarakat, Biro Komunikasi dan lain-lain. Ini berbeda dengan nomenklatur kehumasan yang terlanjur akrab pada 10 tahun pemerintahan sebelumnya seperti Pusat Komunikasi Publik, Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat dan lain-lain. Apakah ada penamaan yang berbeda? Tidak. Pada Perpres yang mengatur organisasi kementerian sebelumnya, secara normatif kehumasan menjadi fungsi kesekretariatan jenderal. Yang membedakan, kebijakan Kementerian PANRB dalam implementasi restrukturisasi organisasi dan tata kerja kementerian.

Dalam berbagai kesempatan rapat restrukturisasi tahun lalu, Penulis menyampaikan kepada Tim Kemenpan RB akan penting dan urgensinya struktur kehumasan langsung berada dibawah Menteri. Bahkan juga dibuatkan policy paper agar kehumasan tidak dipandang semata-mata urusan kesekretaritan jenderal yang bersifat koordinatif dan pemberian dukungan administratif kepada organisasi lini semacam Direktorat Jenderal dan Badan. Kehumasan harus dipandang dan ditempatkan pada posisi strategis, terlibat langsung pada pengambilan kebijakan dan secara substansi langsung bertanggung jawab kepada Menteri. Tetapi rupanya kebijakan Kemenpan RB sudah bulat, kehumasan “dikembalikan” dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal baik secara substantif maupun administratif.

Menurut pengalaman penulis, ada perbedaan mendasar penempatan stuktur kehumasan dibawah langsung Menteri (Pusat) dengan dibawah Sekretaris Jenderal (Biro). Dengan status Pusat, Humas dapat menyampaikan informasi dan rekomendasi langsung kepada Menteri. Demikian juga, kedudukannya yang menempel langsung Menteri menjadikan Humas dapat hadir pada rapat-rapat pengambilan kebijakan. Hal ini akan berdampak pada kecepatan dan ketepatan dalam pengambilan kebijakan pemerintah. Sebaliknya dengan status Biro, segala sesuatu informasi dan rekomendasi terkait pengelolaan reputasi kementerian harus disampaikan terlebih dahulu kepada Sekretaris Jenderal. Jika Sekjen menyetujui baru diteruskan kepada Menteri.

Ditetapkannya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Komunikasi Publik dan hadirnya Tenaga Humas Pemerintah yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri teknis dan Menkominfo, dapat dimaknai bahwa Pemerintah memandang betapa strategisnya kehumasan. Namun patut disayangkan, fungsi kehumasan yang terstruktur strategis selama 10 tahun juga rohnya Inpres Nomor 9 Tahun 2015 ini tidak sejalan dengan restrukturisasi kehumasan kementerian.

Kita berharap ada terobosan kebijakan dan posisi Sekretaris Jenderal di Kementerian diisi oleh sosok yang memahami urgensi dan pentingnya kehumasan dalam manajemen reputasi organisasi. Dengan demikian Humas Pemerintah dapat berkedudukan dan bertindak strategis dalam membangun citra dan reputasi Kementerian dihadapan publik.