Tampilkan postingan dengan label dosen tamu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dosen tamu. Tampilkan semua postingan

Kamis, 24 Desember 2015

, , ,

Pengalaman Menjadi Dosen Tamu UI

“Halo Pak, saya Anjari dari Puskom Publik Kementerian Kesehatan”, sambil berjabat tangan.
“Terima kasih, Pak. Silakan. Lulusan sini juga ya?,” katanya menanyakan apakah saya lulusan UI.
“Bukan pak”
“Ohh, atau UGM?”
“Maaf pak, sebelumnya. Toilet dimana ya?”, saya sudah tak kuat lagi menahan hajat setelah menerobos kemacetan selama 2 jam perjalanan dari kawasan Kuningan Jakarta ke kampus UI Depok.
“Ohh, dibawah pak,” katanya sambil mengantar saya menuju toilet di lantai dasar.
Sungguh saya tak menyangka mendapat pertanyaan pertama pada awal perjumpaan seperti ini. Saya hanya bisa membatin sambil “tertawa gila” dalam hati. Mungkin, tampang dan penampilan saya lulusan UI atau UGM. Ini pasti salah, karena dulu saya gagal ikut UMPTN masuk UGM. UI? Sampai saat ini masih mimpi.
Atau barangkali yang menjadi dosen, atau dosen tamu di UI ini mayoritas lulusan UI dan UGM. Atau kampus top lainnya. “Maaf ya pak, saya mengecewakanmu,” batin saya. Faktanya, saya lulusan luar negeri. Alias perguruan tinggi swasta.


Kemarin (23/12), pertama kali saya menapak kaki di kawasan UI Depok. Tepatnya Fakultas Kesehatan Masyarakat. Menggantikan atasan saya untuk memberikan kuliah tamu “strategi dan implementasi komunikasi kesehatan masyarakat”.
Pengalaman yang berharga dan mengesankan. Berdiri selama 2 jam di depan sekitar 100-an mahasiswa dari 3 kelas. Saya berbagi pengalaman, insight dan contoh implementasi komunikasi publik. Dari 22 slide yang saya siapkan, hanya 4 slide terakhir yang memuat konsep strategi komunikasi kesehatan. Untuk teori dan konsep, mahasiswa UI ini pasti sudah dijejali pada setiap waktu perkuliahan.
“Terima kasih, kita mendapatkan contoh implementasi komunikasi hari ini. Setelah biasanya membahas konsep dan teori. Itu pun dari buku yang itu itu lagi”, kata dosen pendamping di akhir perkuliahan.
Di akhir kuliah, saya menutup dengan kutipan Herb Kelleher, "we have a strategic plan. Its called doing things". Karena faktanya, kami di Puskom Publik tidak sibuk muluk-muluk dengan strategi komunikasi, sebaliknya kami lakukan dan kerjakan strategi komunikasi.
Saya berusaha memberikan insight yang tepat dengan penyampaian yang terbaik sesuai kemampuan. Semoga tak mengecewakan mahasiswa dan dosen yang hadir. Terima kasih kesempatannya