Tampilkan postingan dengan label gowes. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label gowes. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 Desember 2017

, , , ,

Bukan Gowes Biasa

Pada pertengahan Oktober lalu, saya mendapat kesempatan luar biasa mengunjungi Sabang, wilayah paling barat Indonesia. Ini bukan kunjungan biasa di daerah yang berbatasan langsung dengan negeri jiran Malaysia, Thailand dan India. Kota Sabang, terletak di Pulau Rondo yang ditasbihkan sebagai titik nol kilometer Indonesia.

Seiring terbitnya matahari dan desiran angin Selat Malaka, saya menjadi saksi dimulainya tour sepeda "IndoHCF-Koseindo Tour De'Sabang-Jakarta 3000K Indonesia Sehat", Sabtu (14/10/2017). Sesuai nama kegiatannya, tour sepeda ini menempuh jarak sekitar 3000 kilometer, dari titik awal Tugu Nol Kilometer di Sabang hingga titik akhir di Bunderan Hotel Indonesia di Jakarta selama empat minggu.

Ini bukan gowes biasa. Sekurangnya ada tiga alasan, mengapa tour sabang - jakarta berbeda dibandingkan dengan tour gowes lainnya. Yang pertama adalah tujuan event yang digelar kerjasama antara Klub Gowes Komunitas Kesehatan Indonesia (Koseindo) dan Indonesia Healtcare Forum (IndoHCF). Menurut Ketua Umum Koseindo Brigjen TNI (Purn.) Dr. dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS, tour ini merupakan wujud dukungan nyata komunitas sepeda dan masyarakat dalam memeriahkan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-53 guna menyukseskan program Indonesia Sehat. Tujuannya menyadarkan perilaku hidup sehat bagi masyarakat melalui kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

Kita sudah sangat maklum, Germas digalakkan karena tren penyakit penyebab kematian yang sudah bergeser kepada penyakit katastropik. Kita juga mengerti, penyakit seperti kanker, jantung, stroke dan lain-lain, sebagai penyedot anggaran lebih dari 30 persen anggaran Jaminan Kesehatan Nasional. Berbagai komitmen dan seremonial digaungkan di berbagai daerah dan media publik. Namun Tour Sabang-Jakarta inilah sedikit kegiatan bermuatan Germas yang nyata diselenggarakan dan digerakkan oleh pemberdayaan masyarakat.

Dalam perspektif komunikasi, Tour Sabang-Jakarta merupakan bentuk aktivasi program Germas yang mampu merangkul berbagai pemangku kepentingan. Diantaranya Kementerian Kesehatan, BKKBN, BPJS Kesehatan , Dinas Kesehatan TNI dan POLRI , Rumah Sakit Pemerintah-Swasta, Dinas Kesehatan setempat dan beberapa Kodam-Polda. Di beberapa tempat start-finish, justru Gubernur atau Bupati/Walikota ikut langsung menerima dan melepas tim pegowes sekaligus menyemarakan sepeda gembira.

Tentu ini keistimewaan tersendiri bagi event Tour Sabang-Jakarta 3000K dan program Germas. Apalagi Tim Gowes, berjumlah total 30 orang, menyerahkan bantuan kepada Puskesmas dan Rumah Sakit yang disinggahi sepanjang rute yang dilalui. Bantuan itu berupa perlengkapan promosi kesehatan program Germas, kesehatan ibu/anak dan JKN.

Alasan kedua, mengapa "IndoHCF-Koseindo Tour De'Sabang-Jakarta 3000K Indonesia Sehat" bukan gowes biasa yaitu jarak yang ditempuh. Sesuai dengan nama resminya, tour gowes ini menempuh jarak 3000 kilometer terbagi menjadi 20 etape yang dikelompokan menjadi 3 group etape. Yaitu group etape A Sabang hingga Tebing Tinggi sejauh 935,7 kilometer. Group etape B mulai dari Tebing Tinggi sampai Jambi berjarak 1.104,7 kilometer. Dan terakhir group etape C antara Jambi dan Jakarta sepanjang 880,7 kilometer. Rombongan pegowes mencapai titik finish bertepatan dengan acara puncak Hari Kesehatan Nasional ke 53. Tim Gowes diterima langsung Menteri Kesehatan Nila Moeloek di panggung acara Puncak HKN di Bunderan Hotel Indonesia, Sabtu (12/11/2017) di Jakarta.

Dalam mengarungi sepanjang rute, para pegowes melalui lebih dari 21 titik pemberhentian dengan lebih dari 40 rumah sakit dan puskesmas yang dikunjungi. Berbagai macam kondisi jalan dan kontur tanah sepanjang rute Sabang – Jakarta menjadi tantangan sulit setiap pegowes. Mereka rata-rata menempuh jarak satu etape rata-rata 150 kilo meter selama sekitar 10 jam per hari. Untuk rute terpanjang diatas 200 kilometer harus ditempuh lebih dari 12 jam sehingga pegowes harus menyelesaikan hingga malam hari.

Dan akhirnya, jumlah dan asal pegowes menjadi alasan ketiga mengapa Tour Sabang – Jakarta bukan gowes biasa. Sebanyak 30 orang pegowes yang terbagi menjadi tiga tim inti bergantian dan sambung menyambung menyelesaikan misi sehat ini. Mereka bukan berasal dari atlit sepeda profesional, melainkan orang-orang yang tergabung dalam klub gowes yang berasal dari sektor kesehatan. Atas kesadaran dan kerelaan diri dengan suka cita mengampanyekan perilaku hidup sehat melalui bersepeda.

Yang menarik, ada lima orang yang sanggup menyelesaikan tour dari awal hingga akhir sepanjang 3000 kilometer. Dan yang istimewa diantaranya adalah Darna (40), satu-satunya pegowes perempuan. Perempuan asal makassar ini mengaku pernah beberapa kali mengikuti tur antar daerah menempuh ratusan kilometer namun diakui olehnya tour Sabang-Jakarta ini yang paling jauh.

Di akhir catatan ini, kita dapat mengambil pelajaran dari "IndoHCF-Koseindo Tour De'Sabang-Jakarta 3000K Indonesia Sehat" terkait program Germas yang sedang digalakkan Pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan. Bahwa implementasi aktivitas fisik dalam program Germas tidak bisa tidak harus diwujudkan dalam bentuk aktivasi kegiatan nyata, bukan semata jargon dan seremonial. Aktivasi kegiatan dapat dilakukan dengan merangkul dan memberdayakan berbagai komunitas kesehatan yang tumbuh subur di tengah masyarakat. Komunitas itu diantaranya sepeda, lari, senam, pusat kebugaran hingga komunitas senam pagi tingkat rukun tetangga. Germas harus menjadi program dan milik bersama Pemerintah dan Masyarakat.

Setelah tour Sabang – Jakarta, terdengar mimpi dari penyelenggara (Koseindo-IndoHCF) untuk menggowes Papua – Jakarta tahun depan. Mari sehat, mari kita Gowes untuk Indonesia Sehat.